Namaku Sakura, Haruno Sakura…
Aku lahir dari perut seorang ibu yang tidak menginginkan aku…
Ibu sangat membenciku, kebencian ibu semakin menjadi ketika tahu bahwa bayinya cacat…
Ibu membesarkan aku dengan kebencian dan amarah yang meledak-ledak bagai petir yang tak kunjung reda.
Tak ada kasih sayang sedikitpun untuk aku
Yah, syaraf motorik ku rusak… akibat dari perbuatan ibu…
Sebenarnya bukan tidak bisa berjalan, hanya saja jika aku berjalan sangat kesulitan, apalagi jika dibarengi dengan berbicara...
Aku harus fokus pada kakiku ketika berjalan, aku seringkali terjatuh jika tidak fokus, sehingga jika aku berjalan aku tidak pernah mengeluarkan sepatah kata pun dan mengharuskan aku memakai kursi roda...
Meskipun begitu, aku tidak pernah berputus asa...
Aku yakin aku bisa sembuh, aku percaya akan mukjizat Tuhan.
***
Kini usiaku tengah menginjak 16thn, namun sampai detik ini aku tidak disekolahkan…
Ibu terlalu sibuk dengan urusannya, ia tak mau sedikit pun memperhatikan aku.
Aku belajar dari buku-buku usang yang ada digudang rumahku, yah, sedikit bisa membantu...
Hari-hariku kulalui tanpa kasih sayang dari ibu, aku kesepian dan kedinginan tanpa seorang teman, semua orang seperti jijik melihatku.
Kala gelap turun aku selalu menangis.
Hanya aku sendirian…
Sering kali aku hanya bicara pada bintang, karena ta ada satupun yang mau mendekatiku dan mendengarku..
Ingin rasanya aku terbang ke langit temui bintang-bintang itu, tapi itu hanya mimpi saja karena aku tidak memiliki sayap.
***
Malam itu ibu pulang sangat larut...
Aku menggerakan kursi rodaku mengintip ibu, kulihat ada memar di pipi ibu.
Ingin sekali aku mengobati luka ibu, atau sekedar membawakan air hangat untuknya.
Entah apa yang dilakukan ibu diluar sana.
Aku lajukan kursi rodaku pelan untuk dekati ibu.
Tapi baru saja aku ingin mengobati luka ibu, dia sudah berteriak
“jangan sentuh aku! Anak sialan!" Hardik ibu padaku.
“Semua ini salah mu!" Amarah ibu semakin memuncak, setelah itu ibu menampar pipiku,
-plak!-
Sakiiiit, tamparan Ibu sangat keras mengenai pipiku...
Tapi, tak setetes pun air mata ku jatuhkan, mungkin air mataku sudah mengering.
Hal ini sudah biasa dalam hidupku, selama 16th ini aku sering mendapatkan perlakuan seperti itu...
Setelah ibu menamparku, ibu masuk kedalam kamarnya...
Mungkin dia butuh istirahat, sudahlah aku memang tidak diharapkan bukan?
Tahukan engkau ibu, kalau aku sangat mencintaimu?
***
Hari pun cepat berganti, malam yang kelam berganti pagi...
Mentari menyambutku dengan hangat...
Sakura bangkit dari kasurnya yang keras, begitulah bahkan ibunya tidak memberikan fasilitas yang pantas.
Tapi, dia tidak pernah mengeluh...
Sudah untung ibunya tidak membuangnya, pikir Sakura...
"Ohayou...." sapa Sakura menyambut pagi hari yang indah ini.
Kemudian ia menggerakan kursi rodanya kehalaman belakang, untuk menghirup udara pagi hari yang sejuk.
Sakura sangat iri ketika melihat ada induk kucing dibelakang rumahnya itu sedang menyusui anak-anaknya, betapa sayangnya induk kucing itu pada anak-anaknya.
"Kalian sangat beruntung, memiliki ibu yang sayang kepada kalian... Tidak seperti aku" raut muka Sakura nampak sedih...
"Kalo aku jadi kamu sudah aku habisi wanita itu...."
Sakura melihat kearah suara dibelakangnya.
"Siapa kau?"
"Aku? Tidak penting...."
"Kenapa kau bicara seperti itu? Dia kan ibuku, mana mungkin aku membunuhnya" ucap Sakura, suaranya tertahan.
"Tch, ibu katamu? Apakah seorang ibu pantas memperlakukan anak kandungnya seperti itu?"
"Aku, akan tetap mencintai ibuku. Bagaimanapun perlakuannya kepadaku"
to be continued....
>.<
[ semakin gjebo nih fic ]
Sakura-chan maafkan daku~
*sujud-sujud*
Aku lahir dari perut seorang ibu yang tidak menginginkan aku…
Ibu sangat membenciku, kebencian ibu semakin menjadi ketika tahu bahwa bayinya cacat…
Ibu membesarkan aku dengan kebencian dan amarah yang meledak-ledak bagai petir yang tak kunjung reda.
Tak ada kasih sayang sedikitpun untuk aku
Yah, syaraf motorik ku rusak… akibat dari perbuatan ibu…
Sebenarnya bukan tidak bisa berjalan, hanya saja jika aku berjalan sangat kesulitan, apalagi jika dibarengi dengan berbicara...
Aku harus fokus pada kakiku ketika berjalan, aku seringkali terjatuh jika tidak fokus, sehingga jika aku berjalan aku tidak pernah mengeluarkan sepatah kata pun dan mengharuskan aku memakai kursi roda...
Meskipun begitu, aku tidak pernah berputus asa...
Aku yakin aku bisa sembuh, aku percaya akan mukjizat Tuhan.
***
Kini usiaku tengah menginjak 16thn, namun sampai detik ini aku tidak disekolahkan…
Ibu terlalu sibuk dengan urusannya, ia tak mau sedikit pun memperhatikan aku.
Aku belajar dari buku-buku usang yang ada digudang rumahku, yah, sedikit bisa membantu...
Hari-hariku kulalui tanpa kasih sayang dari ibu, aku kesepian dan kedinginan tanpa seorang teman, semua orang seperti jijik melihatku.
Kala gelap turun aku selalu menangis.
Hanya aku sendirian…
Sering kali aku hanya bicara pada bintang, karena ta ada satupun yang mau mendekatiku dan mendengarku..
Ingin rasanya aku terbang ke langit temui bintang-bintang itu, tapi itu hanya mimpi saja karena aku tidak memiliki sayap.
***
Malam itu ibu pulang sangat larut...
Aku menggerakan kursi rodaku mengintip ibu, kulihat ada memar di pipi ibu.
Ingin sekali aku mengobati luka ibu, atau sekedar membawakan air hangat untuknya.
Entah apa yang dilakukan ibu diluar sana.
Aku lajukan kursi rodaku pelan untuk dekati ibu.
Tapi baru saja aku ingin mengobati luka ibu, dia sudah berteriak
“jangan sentuh aku! Anak sialan!" Hardik ibu padaku.
“Semua ini salah mu!" Amarah ibu semakin memuncak, setelah itu ibu menampar pipiku,
-plak!-
Sakiiiit, tamparan Ibu sangat keras mengenai pipiku...
Tapi, tak setetes pun air mata ku jatuhkan, mungkin air mataku sudah mengering.
Hal ini sudah biasa dalam hidupku, selama 16th ini aku sering mendapatkan perlakuan seperti itu...
Setelah ibu menamparku, ibu masuk kedalam kamarnya...
Mungkin dia butuh istirahat, sudahlah aku memang tidak diharapkan bukan?
Tahukan engkau ibu, kalau aku sangat mencintaimu?
***
Hari pun cepat berganti, malam yang kelam berganti pagi...
Mentari menyambutku dengan hangat...
Sakura bangkit dari kasurnya yang keras, begitulah bahkan ibunya tidak memberikan fasilitas yang pantas.
Tapi, dia tidak pernah mengeluh...
Sudah untung ibunya tidak membuangnya, pikir Sakura...
"Ohayou...." sapa Sakura menyambut pagi hari yang indah ini.
Kemudian ia menggerakan kursi rodanya kehalaman belakang, untuk menghirup udara pagi hari yang sejuk.
Sakura sangat iri ketika melihat ada induk kucing dibelakang rumahnya itu sedang menyusui anak-anaknya, betapa sayangnya induk kucing itu pada anak-anaknya.
"Kalian sangat beruntung, memiliki ibu yang sayang kepada kalian... Tidak seperti aku" raut muka Sakura nampak sedih...
"Kalo aku jadi kamu sudah aku habisi wanita itu...."
Sakura melihat kearah suara dibelakangnya.
"Siapa kau?"
"Aku? Tidak penting...."
"Kenapa kau bicara seperti itu? Dia kan ibuku, mana mungkin aku membunuhnya" ucap Sakura, suaranya tertahan.
"Tch, ibu katamu? Apakah seorang ibu pantas memperlakukan anak kandungnya seperti itu?"
"Aku, akan tetap mencintai ibuku. Bagaimanapun perlakuannya kepadaku"
to be continued....
>.<
[ semakin gjebo nih fic ]
Sakura-chan maafkan daku~
*sujud-sujud*
0 komentar:
Posting Komentar